"Ah...dosen sekarang...bisanya cuma menyuarakan isi buku, tanpa tahu aplikasinya". Hmm..kalimat sindiran bagi seorang dosen yang pernah saya dengar. Benarkah sindiran tersebut?. Tidak usah marah atau dongkol dengan kalimat itu, tetapi jadikanlah sebagai motivasi untuk memperbaiki diri. Di sadari atau tidak...., memang di perlukan langkah pembenahan untuk mencapai derajat perguruan yang di sebut perguruan tinggi termasuk pembenahan SDM di dalamnya.
Ada tiga proses utama yang harus di lakukan dalam pendidikan di perguruan tinggi yaitu (1) proses pelestarian ilmu, (2) proses penciptaan ilmu, dan (3) proses penggunaan ilmu. Ketiga proses ini akan menanamkan pondasi yang kuat untuk pengembangan, pemasyarakatan, dan penggunaan ilmu pengetahuan.
Sindiran diatas masih menyangkut pada proses yang pertama saja yaitu pelestarian ilmu. Ini mempunyai arti menurunkan ilmu yang telah dibukukan kepada orang lain/mahasiswa. Inti proses ini adalah penggandaan ilmu itu sendiri. Walaupun dalam prosesnya, tidak mustahil terjadi penurunan kualitas dan pengertian dari ilmu itu karena dosen yang menurunkanya mempunyai interpretasi yang berbeda dari konsep ilmu yang diajarkan. Hasilnya pelestarian ilmu ini bergeser dan sering berubah sesuai kultur lokal. Tentu saja harapannya adalah proses (2) dan (3) yang sudah lebih advance. Yaitu didalam pendidikan pada perguruan tinggi harus juga terjadi proses penciptaan ilmu dan penggunaan/aplikasi ilmu. Ini hanya bisa berjalan jika aktor-aktornya mempunyai kapabilitas dan kemauan (termasuk dari organisasi) untuk melaksanakan proses yang ke-2 dan ke-3 tersebut. Sepintas bisa dilihat di beberapa universitas di negeri kita, dimana mengharapkan terjadinya peningkatan kualitas dan kemampuan finansial universitas tanpa melaksanakan proses 2 dan 3 dalam aktifitas keseharianya. Logikanya, tanpa aktifitas 2 dan 3, harapan banyak universitas untuk mandiri tidak didasarkan pada pijakan konsep yang kuat. Mungkin kondisi ini juga terjadi hampir di semua perguruan tinggi di Indonesia termasuk empat PT BHMN saat ini. Lalu siapa yang bisa mengubah kondisi saat ini menjadi kondisi ideal atau mendekati ideal yang memenuhi ketiga proses diatas?. Tentu menjadi tanggung bersama semua civitas akademika dan juga masyarakat pengguna produk pendidikan perguruan tinggi. Di samping itu juga para pejabat yg ada dalam lingkungan struktural dan pembuat konsep dan rancangan strategis pendidikan tinggi harus mempunyai konsep yang jelas. Selain itu diperlukan beberapa contoh dan best-practice di tempat yang sama sehingga konsep tsb tidak terlihat mengambang dan tak tersentuh dalam aplikasi nyata. Susahnnya sering semua ini perlu "orang" bukan hanya manusia saja untuk dapat menjadikanya suatau kenyataan. Kalau tidak, maka kita hanya akan tetap melihat perguruan tinggi hanya berperan di point 1 saja yaitu proses pelestarian dan penggandaan ilmu saja.
|
Pak Prof., ini yang mng Dudung butuhkan untuk motivasi belajar OQ. Secara teori (atau apa lah namanya, ini yang mang dudung alami), bila seseorang telah punya nilai baik dalam ulangan, biasanya dia akan lebih memacu untuk mendapat nilai yang lebih baik lagi, malah kadang takut ada temen yang lebih baik! Nah, Pak Prof., punya resep lain nggak untuk OQ supaya dia nggak kelewat banyak main ?
Nanti mang Dudung suruh bikin blog deh biar dia juga bisa sharing sama Pak Prof.... boleh kan ?
Salam,