Hari itu adalah hari dengan segala macam perasaan bercampur menjadi satu nggak karuan. Hari dimana saya harus meninggalkan negeri tercinta untuk terbang mengejar cita-cita ke negeri matahari terbit. Tentu saja saat itu saya masih sendirian, namun hati telah tertambat kuat pada seorang gadis pujaan, yg Alhamdulilah saat ini telah menjadi pendamping setiaku. Hari di kala itu, rasanya susah sekali keluar kata-kata dari mulut ini.................... Dan alunan lagu terdengar di rumah Narotama, Malang (masih rumah camer sih saat itu), seolah mewakili campur aduknya pikiran kala itu. Ingat komentar Ibu ketika itu.."lha kok mirip ya.....betul ya...". Dan kami berdua tersenyum medengar komentar Ibu. Hehehehehe...jadi nulis nostalgia masa lalu deh.... Resah rintik hujan Yang tak henti menemani Sunyinya malam ini Sejak dirimu jauh dari pelukan
Selamat jalan kekasih Kejarlah cita-cita Jangan kau ragu tuk melangkah Demi masa depan dan segala kemungkinan
Jangan kau risaukan Air mata yang jatuh membasahiku Harusnya kau mengerti Sungguh besar artimu bagi diriku
Selamat jalan kekasih Kejarlah cita-cita Walau kini kita berpisah Suatu hari nanti kita kan bersama lagi Bersama lagi, kita berdua |
Ehem... kau akan pergi meninggalkan diriku...menyusuri liku hidupku...Jangalah kau bimbang dan janganlah ragu...dst...
Ehem...yg lagi homesick, rewind your sweet memories and smile by yourself (at your own room not on the road) he...he...