Hari hariku.......
Saturday, July 29, 2006
Sabrina-chan and Fari-kun
Sabrina Nibras Fathiyananda dan Muhammad Naufal Alghifari.....
ya Allah...berilah kemampuan agar kami mampu mendidiknya dengan baik..
Jadikanlah mereka....
Anak yang sholehah.... anak yang sholeh..
berbakti kepada orang tua, agama......

How much we love you, I can`t not say..
It`s more than words can hold

How lucky we were to have had you..
at the core of us!






Sabrina-chan lahir di Malang tanggal 20 September 2001. Alhamdulillah, saat itu Saya mendapat ijin ke Indonesia dari pembimbing sehingga bisa mendampingi Elsa saat melahirkan anak pertama ini. 3 hari setelah melahirkan, sayapun balik lagi ke Jepang dan baru tahun berikutnya kembali lagi untuk menjemput Elsa dan tinggal bersama di negerinya Oshin.

Fari-kun lahir di Okayama, Jepang tepatnya di Saisekai Hospital tanggal 11 Oktober 2005. Sama dengan kelahiran anak pertama, yaitu melalui sectio cesar. Bedanya, kelahiran anak pertama baru di putuskan melalui operasi ketika ketuban sudah pecah agak lama, sementara bayinya belum keluar juga. Untuk anak kedua, sejak usia kemilan 3 bulan, dokter di Saisekai hospital sudah mengatakan bahwa Elsa harus melahirkan melalui sectio cesar karena jalan lahir yang tidak memungkinkan.

Terus terang, kami sangat senang dan terenyuh melihat keakraban buah cinta kami. Fari walapun masih bayi, seakan mengerti betul ketika berdekatan dengan kakaknya. Dia seolah tahu bahwa Sabrina (Nanda) adalah kakaknya. Kakaknya juga sering gemes banget sama adiknya. Pernah adik tahu2 nangis tiba-tiba, setelah di lihat..di lengannya ada bekas gigitan. Ketika kakaknya di tanya...dia jawab " kakak senang sekali sama adik..kakak gemes banget..". yah...kakak..., masa kalo gemes gitu sampe adiknya di gigit....

2 foto diatas.., itu di ambil pada bulan Juni 2006 lalu, saat mereka berdua belum mandi. Ceritanya.., kami (saya + istri), lagi nge-pak barang-barang. Eh..ternyata si Kakak ngambil kardus, lalu di buat rumah-rumahan dan main bareng sama adiknya.

Ketika adiknya masih usia 6 minggu, keduanya seolah bisa bercengkrama juga lho..., buktinya foto di bawah ini. Kalo di sampingnya itu, adalah senyum pepsodent kakak...
















Fari, biarpun masih kecil...jangan di tanya "kehebatannya" (*smile). nggak percaya? coba lihat di bawah ini:

posted by Shinkansen @ 5:29 AM   3 comments
Romusha itu seperti apa sih?
Kata ROMUSHA telah di kenal sejak perang dunia ke-2 ketika bala tentara Jepang mendatangi negeri-negeri jajahannya tak terkecuali Indonesia. Namun, terus terang saya tidak tahu bagaimana bentuk romusha yang sebenarnya kecuali hanya dari buku-buku sejarah. Romusha atau FORCED LABOR menyisakan cerita getir nan pahit dalam sejarah Indonesia.

Di satu sisi ketika saya datang ke Jepang tahun 2000 hingga saat ini, saya mengenal karakter bangsa ini dalam bekerja. Meraka adalah pekerja keras, workaholic people. Bisa di bayangin saja, Jepang bukanlah negeri yang penuh dengan aneka kekayaan alam seperti layaknya Indonesia. Mungkin karena itu pulalah, mereka adalah pekerja-pekerja keras yang tangguh. Saya jadi bertanya, apakah kerja keras seperti inilah yang dulu di sebut dengan romusha??. Ada yang bisa ngasih pencerahan?. Tapi romusha itu di gaji nggak ya?

Pengalaman saya hingga saat ini di dunia kampus di Jepang yang tak lepas dari riset, conference, seminar, etc juga demikian. Mental kita di didik untuk menjadi pe-riset yang tangguh, dan inovasi-inovasi baru. dan yang jelas juga memiliki "tingkatan stress yang tinggi". Tiap pagi jam 8 sudah di kampus apalagi kalo bukan riset dan juga melihat perkembangan2 terbaru dari bidang yang kita pelajari. Sarana-prasarana kampus yang sangat mendukung untuk suatu "research university" menjadi suatu hal yang cukup menyenangkan untuk berinovasi dalam ber-penelitian-ria (*smile). Setiap hari, at least ada 2 riset terbaru yang di publish oleh peneliti2 di belahan dunia ini yang di baca. Kalo ada masalah dalam penelitian, dalam sehari bisa sampe 30-40 international journals yang di baca. Inikah romusha di dunia kampus? di dunia penelitian?.

Tak hanya itu saja, kita juga sering di kejar-kejar untuk segera melaporkan hasil penelitian kita dalam bentuk tulisan (manuscript) untuk di kirim ke International Journal. Inipun kita harus cepat-cepatan biar tidak kedahuluan penelitian orang lain yang di published. Bagaimana dengan konferensi atau symposium atau seminar?. Ini juga demikian...bikin capek dan stress..hehehehe. Dalam tahun 2006 ini jadwal konferensi atau seminar saya cukup banyak. Kalo hanya seminar dan mempresentasikan "recycle dari penelitian" tentu...bukan suatu masalah. Tetapi tiap presentasi ini mesti hasil-hasil baru atau pengembangan dari yang sebelumnya. Tahun ini daftar presentasi saya di berbagai konferensi sbb :
1. Symposium on flow-based methods in Analytical Chemistry , February, Nagoya 2006
2. GS and HS symposium, July, Okayama 2006.
3. Indonesian Scientific Conference, Hiroshima, Agustus, 2006
4. The China-Japan-Korea symposium on environmental analytical chemistry, Chongqing, China, September 2006
5. Annual meeting of Japan Society for Analytical Chemistry, Osaka, September 2006
6. Conference of Chemical Society of Japan, Okinawa, November 2006
Cukup banyak...dan itu sebenarnya melelahkan. Sebenarnya masih ada 1 jadwal konferen lagi, namun terpaksa nolak karena susah cari waktunya di samping juga capeknya dan data-data terbaru yang nyaris habis. Sekali lagi..., apakah ini juga, termasuk romusha? (*smile).

satu kunci yang ingin saya katakan..."CINTA". Dengan demikian kita akan senang melakukannya biarpun itu berat. Dalam Islam juga begitu, kan? ke-CINTA-an kita kepada Allah membuat kita dengan SENANG HATI menjalankan perintahNYA dan menjauhi laranganNYA. Apalagi hanya kerjaan di kampus..., tul nggak?. (*smile).

Pernah ketika ngobrol-ngobrol sama Sensei, dan dia menanyakan bagaimana iklim penelitian di Indonesia. Saya bilang saja, kami memang masih kalah jika di bandingkan dengan jepang, tetapi kami sedang menuju ke arah perkembangan yang significant. satu hal yang perlu di catat " belum pernah ada cerita orang jepang lebih pinter dari orang Indonesia". Sensei hanya tersenyum saja. hehehehehe.
posted by Shinkansen @ 3:55 AM   3 comments
Wednesday, July 26, 2006
Agar menunggu tak lagi membosankan..

Menunggu memang pekerjaan yang paling membosankan dan menyebalkan. Baik itu menunggu datangnya alat transportasi, menunggu antrian tiket, menunggu antrian di RS, menunggu sampai ke tempat tujuan dll. Adakah tips agar menunggu itu tak lagi membosankan, malah justru menyenangkan bahkan sampai menimbulkan keinginan kita untuk menunggu lagi???

Jawabnya ada, dan mungkin ini sudah dipraktekkan oleh sebagian orang. Yakni, jangan pernah lupa membawa bahan bacaan, baik itu berupa buku, Koran atau majalah. Apalagi untuk orang-orang yang super sibuk, yang sedemikian sulitnya mengatur waktu untuk bisa membaca. Saat menunggu adalah saat yang paling tepat untuk membaca.Di saat itu justru kita bisa menghabiskan jauh lebih banyak lembar-lembar bacaan dibandingkan dengan waktu lain.

Dengan membaca, bukan cuma mengubah kegiatan menunggu dari sesuatu yang membosankan, melainkan kita juga menghibur diri, menambah ilmu dll. Ketika pertama kali mendarat di Jepang Oktober 2000 lalu, saya terkesima dengan aktivitas yang dilakukan oleh orang Jepang, ketika mereka berada di dalam kereta. Memang ada yang tidur, namun lebih banyak lagi, yang mengeluarkan buku dari dalam sakunya untuk membunuh waktu sampai di tempat tujuan. Rupanya budaya membaca memang sudah dipupuk via pendidikan semenjak mereka kecil. Andaikan di Indonesia juga dipraktekkan tentu baik sekali, minimal dari kita sendiri bisa mencontoh membunuh waktu dengan membaca, membaca dan membaca.

Kalau kita gak suka baca, dan belum terbiasa membaca, mungkin ada baiknya kita membaca mulai dari sesuatu yang menyenangkan untuk kita atau membaca sesuatu dimana kita mempunyai ketertarikan, seperti hobby, komik kartun. Setelah minat dan kebiasaan baca terpupuk, barulah kita alihkan sembari jalan, kepada membaca sesuatu yang bermanfaat.

Anyway, jangan malu untuk membaca dimana saja. Jangan peduli andaikan ada yang memandang aneh ke kita karena kita melakukan sesuatu yang mungkin belum terbiasa dilakukan orang lain. Membaca banyak manfaatnya. Buku adalah gudang ilmu, dan kunci dari gudang itu adalah membaca. Paling sedikit, manfaat dari membaca adalah mengubah hal menunggu menjadi tak lagi membosankan...

Jangan lupa, ketika wahyu pertama di terima oleh Rosulullah adalah “Iqra`” bacalah…Secara implisit, ini berarti kewajiban menuntut ilmu diutamakan, secara eksplisit membaca adalah sesuatu yang di"haruskan"...So, baca, baca dan bacalah.....

posted by Shinkansen @ 10:44 AM   5 comments
Senyum dulu aaahhh.....(Humor)

Seorang ahli kimia tentu sudah tahu dan mengenal ikatan hidrogen, ikatan kovalen, ikatan ionik dll. Beberapa journal ilmiah telah melaporkan adanya ikatan baru dalam bidang kimia. Ikatan tersebut jauh lebih kuat dari jenis-jenis ikatan kimia yang telah di laporkan sebelumnya. Oleh penemunya, ikatan itu di sebut dengan “ikatan kimia cinta”. Jika atom Lk berikatan kimia dengan atom Pr, walaupun jarak antar atomya berjauhan ratusan kilometer ,ribuan kilometer, bahkan lintas antar benua, ikatannya tetap terasa dan sulit dipisahkan satu sama lainnya. Hal ini tidak bisa dijelaskan oleh hukum mekanika Newton bahkan mekanika kuantum sekalipun. Menurut hukum gaya elektrostastik, besarnya gaya tarik antar partikel berbanding terbalik dengan kuadrat jarak antar partikel. Tetapi pada ikatan kimia cinta, jarak antar partikel tidak mempengaruhi besarnya gaya tarik antar partikel.

Atom Lk kerap kali mengirimkan foton dengan panjang gelombang tertentu, sehingga atom Pr tergetar dan tereksitasi dari ground state-nya. Ketika berdekatan dengan atom Pr, inti atom Lk berdegub kencang serasa ingin meluruh dan gemetaran sehingga membebaskan sejumlah radiasi sinar gamma, walaupun atom Pr hanya melintas sesaat.

Pada situasi dan kondisi tertentu diperlukan suatu katalis untuk mempercepat reaksi antara atom Lk dan Pr. Seringkali katalis ini di perlukan karena atom Pr biasanya malu malu. Ahli kimia menyebut katalis ini sebagai “mak comblang”. Jika atom Pr sudah resmi menerima atom Lk sebagai calon pasangan untuk membentuk sebuah molekul rumah tangga, berarti tinggal satu tahap mekanisme lagi agar reaksi tersebut berlangsung dengan sempurna.

Tahap selanjutnya adalah proses yang sangat menentukan kinetika reaksi. Keluarga isotop atom Lk bergerak menuju kediaman keluarga isotop atom Pr. Setelah proses serah terima elektron sebagai maskawin selesai dan penyatuan keduanya telah di resmikan oleh partikel yang berwenang, maka ikatan kimia cinta atom Lk dan atom Pr telah terbentuk secara lengkap. Keduanya akan berikatan selamanya sampai akhir hayat, ketika waktu paruh mereka berdua telah mencapai limit tak hingga. Akan tetapi, sebelum habis meluruh, keduanya akan membentuk kompleks teraktivasi, untuk menghasilkan partikel partikel baru yaitu, Lk junior dan Pr junior. Mekanisme pembentukan ikatan ini belaku bagi setiap isotop Lk dan Pr lainnya, sehingga selalu ada kesinambungan generasi.

posted by Shinkansen @ 10:09 AM   1 comments
About Me

Name: Shinkansen
Home: Indonesia
About Me:
See my complete profile
Previous Post
Archives
My Publications
Blog Keluarga
Powered by

BLOGGER