Hari hariku.......
Saturday, September 09, 2006
Iseng aja lagi...daripada nggak ada yg di tulis
Beberapa hari yang lalu, Elsa ngirim EMS dari Indonesia. Di dalamnya berisi "omiyage" (present) untuk gurunya Nanda di Ishima Hoikuen, Okayama. Lebih senangnya lagi, ternyata Nanda menulis surat untuk sahabat baiknya yaitu Moemi-chan (Moemi Kanazawa). Nanda menulisnya menggunakan bahasa Jepang dan huruf Hiragana. Berhubung suratnya tidak di lem, saya coba lihat...eh..ternyata susunan kalimatnya sangat baik. Saya yakin itu asli kata-katanya di susun sendiri. Kenapa saya yakin? karena mamahnya (Elsa) tidak bisa berbahasa Jepang sebaik itu. hehehehe.....

Memang ketika saya telepon ke Indonesia dan ngobrol dengan Nanda, seringkali dia masih pake bahasa Jepang. Satu yang belum berubah , Ia masih bisa berbicara bahasa jepang dengan cepat...sampe ayahnya yg sudah 6 tahun di jepang.., kadang nggak bisa ngikuti. Namun ada juga yang berubah, logat bahasa jepangnya mulai terpengaruh dengan bahasa jawa. Memang dengan pergaulannya di sekolahnya saat ini, Nanda sudah mulai berbahasa jawa juga. Kemampuannya bahasa Indonesianya juga semakin bagus, dan sudah bisa "pamer" berhitung pake bahasa Indonesia. Saat di Jepang dulu, Nanda hanya lancar berhitung pake bahasa Jepang dan bahasa Inggris. Sebaliknya, kalo di minta berhitung pake bahasa Indonesia..., dari 1 sampe 10 saja nggak bisa benar.

Membaca huruf A, B, C, D......Z, juga sudah bisa pake pengucapan Indonesia. Sebelumnya hanya bisa pronunciation dalam bahasa Inggris saja. Accordingly, Dia mulai lancar membaca buku cerita dalam bahasa Indonesia. Kalo membaca Al-Qur`an memang tidak ada masalah sejak masih tinggal di Jepang. Perkembangannya saat ini, hafalan suarat2 pendek bertambah terus, dan sering di "pamerkan" juga ketika Saya telepon ke Malang.

kembali ke EMS kiriman Mamah Echa (Elsa), ada juga bumbu-bumbu khas Indonesia (asyiiikk...). Terus 1 buah CD berisi foto-foto Nanda dan Fari terkini. Eh...Fari tambah lucu aja, lidahnya sudah melet-melet, dan tetap energik. Ketika lihat foto-foto yang berlatar beberapa pepohonan, ada rasa heran saya...kenapa di daun-daun berdebu?. Elsa cerita, di saat ini sering hujan debu yang berasal dari gunung semeru. Rupanya semeru "sedikit batuk". Saya inget di komputerku telah terinstall software "google earth". Saya jalankan software tersebut untuk melihat gunung semeru melalui satelit. Dan ternyata.....memang terlihat semeru mengepulkan asap seperti di gambar di samping kiri ini.

Kemudian, sekalian saya mencoba mencari posisi Jurusan Kimia Universitas Brawijaya Malang dengan menggunakan google earth juga. Ternyata dengan mudah bisa di temukan (gambar kanan)


Rumah kami yang beralalamat di Jalan Cucak Rawun Raya 8B/14 Perumahan Sawojajar II, juga dengan mudah terlihat. Asyiiiknya............. Seingat saya, ketika akhir tahun 2005 lalu, saya belum bisa melihat dengan jelas kota Malang dengan google earth ini. Yah...google earth ini memang sangat bermanfaat ketika kita akan bepergian, karena kita bisa mengetahui lokasi-lokasi di tempat yang kita tuju. Memang sampai saat ini, beberapa kota di Indonesia bisa di lihat dengan jelas, tetapi masih belum lengkap keterangannya. Akan tetapi untuk kota-kota seperti di Amerika dan Eropah, sudah lengkap keterangan-keterangannya. Ketika akhir 2005 lalu saya pergi ke Honolulu, Hawaii, saya juga memanfaatkan google earth ini sebelum berangkat ke sana, sehingga begitu tiba di sana, saya tidak begitu kesulitan untuk mencari lokasi-lokasi yang akan saya tuju termasuk restoran-restoran yang ada di sana.

Untuk Mang Dudung atau Mang Aang, jika baca tulisan ini...ayo dong tunjukkan lokasi rumah di Jakarta atau kampus UPI di Bandung. Bisa tidak?
posted by Shinkansen @ 3:20 PM   3 comments
Thursday, September 07, 2006
Mau Ikutan Sayembara??

Ada yang minat ikutan sayembara menghentikan semburan lumpur lapindo? berhadiah rumah type 36 seharga 100 juta!!. Beritanya ada di detik.com

Jika berminat....buruuuaan daftar. 40 paranormals dari pelosok
 nusantara telah mendaftar.
Eeeiiiittt...tunggu dulu, ada ujian seleksi untuk ikutan sayembara ini, yaitu :
"Calon peserta HARUS bisa menutup kran air dari jarak jauh, tanpa menyentuh kran"

Ntahlah...apakah itu "keputusasaan" masyarakat korban lumpur karena hingga ini...luapan lumpur semakin menjadi jadi. Sebenarnya..., sayapun hanya bisa tersenyum getir membaca berita tersebut. Sudah 100 hari lebih mud flow tersebut nggak bisa di hentikan, sedangkan bahaya kian mengancam penduduk di sekitarnya. Apalagi jika musim hujan tiba. Nggak bisa membayangkan jika tanggul jebol dan banjir lumpur mengalir deras. Berapa korban akan jatuh??.

Beberapa wacana termasuk mengalirkan lumpur ke laut melalui sungai telah di bicarakan. Ini sebenarnya suatu solusi jelek dari yang sangat sangat jelek. Bagaimanapun juga pertimbangannya hanya " dari pada manusianya yang jadi korban, mendingan ekosistem sungai dan laut yang di korbankan". Terus terang saya sedikit curiga dengan jelek ini, yaitu sebenarnya Lapindo sudah mulai kehabisan dana dalam usahanya untuk menghentikan lumpur ini sehingga muncullah "ide nggak populer" untuk membuang lumpur ke sungai atau laut. Bukankah cara tersebut PALING MURAH biayanya?? walaupun harus mengganggu keseimbangan lingkungan lainnya yang akan memberikan dampak buruk di kemudian hari. Lingkungan kita akan hancur ?

Saya juga tidak bisa memberikan ide atau cara bagaimana menghentikan lumpur tersebut. Saya bukan ahli untuk itu. Namun melihat beberapa kasus mud flow di belahan dunia seperti di mexico atau di salah satu negara pecahan uni soviet (lupa namanya), di mana bisa menghentikan aliran tsb, harusnya bisa belajar dari mereka. Mungkin biaya akan sangat-sangat besar (mungkin bisa membuat Lapindo atau bahkan induknya Bakrie Group collapse), tetapi mau apa lagi? tanggung jawab harus ada !!!. Disini barangkali perlu intervensi pemerintah. Kalo melihat skenario penghentian mud flow dalam kasus ini, dimana ada 3 jenis mulai dari Snubbing unit , dan yang terakhir adalah Relief well. yah....hanya ADA 3, yang berarti jika yg ke-3 ini gagal, haruskah BENDERA PUTIH DI TANCAPKAN??. Ataukah wacana membuang lumpur ke laut ini sudah merupakan bagian dari upacara "pengibaran bendera putih" ini?.

Mungkin jika orang Lapindo atau Instansi terkait pemerintah membaca tulisanku ini, mereka akan berkata " ah..kamu ngritik doang, tanpa memberikan solusi". Sudah saya katakan...saya bukan geologist, saya bukan ahli untuk ini. hehehehe...jawaban gampang kan?. Tetapi saya tahu bagaimana membuat lumpur yang penuh dengan kandungan heavy metals menjadi tidak berbahaya. Saat ini memang telah banyak di lakukan usaha bagaimana memanfaatkan lumpur Lapindo ini, mulai dari di buat bahan beton, genting, etc. Tapi mereka MELUPAKAN bahwa leaching dari logam berat tersebut akan terjadi, dan ini tetap berbahaya.

Sahabat saya yang kebetulan dulu satu SMA dan juga kuliah di universitas yang sama, tetapi dia di jurusan Civil Engineering dan kebetulan saat ini dia bekerja di salah satu perusahaan bergerak di bidang beton dan kebetulan juga perusahaannya berpusat di Sidoarjo, beberapa waktu lalu mengirim e-mail bagaimana memperkuat beton dengan menggunakan bahan A, B, and C, termasuk minta perkiraan biaya. Sebenarnya bahan-bahan tersebut tidak hanya memperkuat beton tsb tetapi juga bisa mencegah leaching dari komponen-komponen berbahaya dari bahan beton itu. Rupanya sahabat baik saya ini sedang mencobanya........semoga berhasil sobat. Namun saya lebih mendo`akan semoga bencana ini segera berlalu.


posted by Shinkansen @ 5:31 AM   1 comments
Wednesday, September 06, 2006
Tertawalah sebelum tertawa itu di larang

Mercon

Kentir pethuk ambek konco lawase sing jenenge Kentus.
 Pas ketemu arek loro iku podho kagete mergo Kentir ambek Kentus podho-podho sirae petal, raine gosong ambek untune yo podho bogange. Arek loro iku takok takokan opoko kok isok podho bocele.

Kentir cerito lek raine rusak, sirae petal, ambek untune ngowos mergo melok nyemprot kobongan ambek mangap. "Pas aku mangap dhadhak onok elpiji mbledhos" jare Kentir.

Mari ngono Kentir takok nang Kentus opoko kok sirae petal. "Mari teraweh aku nyumet mercon ambek rokok. Mari tak sumet, mercone tak sawatno wong dhodhol soto terus ndhelik ambek ngisep rokok. Dhadhak wonge ngerti, aku diuber terus sirahku digepuki pikulane soto" jare Kentus.

"Lha lek raimu opoko kok gosong" takok Kentir maneh. "Mari sirahku waras, aku merconan maneh. Mari tak sumet ambek rokok, mercone tak sawatno wong dhodhol bakso terus dhelik maneh ambek ngisep rokok. Dhadhak aku ketemon maneh, aku diuber mari ngono diguyang dhudhuhe bakso" jare Kentus.

"Wok nemen kon iku, ngono yo gak kapok. Lha lek untumu opoko kok guwung kabeh ?" takok Kentir maneh.
"Oo lek iki seje ceritone. Pas katene nyumet mercon dhadhak onok arek pacaran liwat"
"Kapok kon, mulakno tah ojok seneng nginceng. Paling kon digibheng
ambek sing lanang " jare Kentir kemeruh.
"Gak ngono ceritone . ." jare Kentus.
"Opoko lho . .?" takok Kentir.
"Aku lali . . . Rokokku sing tak sawatno. . ."

Kepiting

Romlah njaluk ditukokno kepiting gawe buko.
"Yo wis tak tukokno nang rolak" jare Muntiyadi.
"Lho gak numpak bronpit tah ?" takok Romlah.
"Gak wis, cik gak amis. Tak nyegat bemo ae" jare Muntiyadi.

Mari ngono Muntiyadi budhal nyegat bemo.
Dhadhak ndhik bemo Muntiyadi pethuk ambek bekas pacare biyen, jenenge Sablah.
"Lho cak Mun, kate nang endhi peno cak ?" takok Sablah.
"Kate nglencer golek angin . ." jare Muntiyadi.
"Sakjane aku kate kulak kain, tapi wurung ae wis, tak melok peno ae" jare Sablah ngalem.

Mari ngono arek loro iku ngelencer nang musium Kapal Selam
Ndhik kono lak isis tah, dhadhi gak keroso moro-moro wis sore.
"Waduh blaen iki, aku kudhu mulih, wis yo ." jare Muntiyadi.
Mari pamitan, Muntiyadi mampir nang rolak tuku kepiting diadhai kresek.

Mergo gopoh kabeh, pas katene mlebu pekarangan dhadhak kreseke jebol, kepitinge buyar kabeh. Ambek nggurak kepitinge, Muntiyadi bengok-bengok "Ayo cepetan sithik . .wis meh tekan iki "

Krungu bojone bengok-bengok, Romlah ambek muring-muring. "Cak . .cak, cik guobloke se sampeyan iku. Lha mosok kepiting digiring padhakno bebek ae. Mulakno kok sui. . ."

Ketinggalan Sepur

Mari nglaporno margaret thatcher sutaji oleh tugas maneh seko kaji Imron. Sutaji dikongkon ngeterno duwek rong juta gawe mbayar utange kaji Imron.
"Pak .....duwek rong juta iki dikekno sopo" ? Takok sutaji.
"nggone Pak Bunali ndek Semarang" jare Pak kaji
"sopo sing ngeterno aku nang terminal sepur" jare sutaji maneh
"Ojo kuatir ..... gempil karo sujak ngancani awakmu sampek stasion sepur" jare Pak Kaji.

Menene wong telu budal numpak sepur jurusan semarang.
"Sepure sek suwe rek .....ayok ngopi karo rokokan desek rek" jare sutaji. Akhire wong telu mau ngobrol karo guyon cekikikan ndek warung kopi. Saking asyike guyon wong telu mau gak ngerti lek sepure kate budal.

Pas suorone sepur muni banter teett...tetttt ... arek telu mau kuaget. Mari mbayar kopi arek telu terus mblayu nututi sepur. Gempil karo sujak mblayune luwih cepet dadi sik isok mencolot mlebu nang sepur. Sutaji ketinggalan ndek mburi ... akhire gak nutut .. wis .. ketinggalan

Gak suwe sutaji terus ngguyu kuekel ..... ha ..ha ..ha ...Wong sing ndelok ..sutaji ... ono sing sakno .. ono sing bingung ... ono sing ngiro arek gendeng. Satpame ndelok sutaji koyok ngono gak mentolo .. dipikir saking sedihe terus dilampiasno ngguyu.
"hei .. kon iku ketinggalan sepur kok malah ngguyu kekel opo' o? jare satpame

Sing kate lungo iku sakjane aku .... Sing numpak sepur kok malah sing ngeterno aku ...
posted by Shinkansen @ 9:27 PM   0 comments
Ramadhan segera datang...

Sebentar lagi (24 September ?) bulan baik yang penuh keberkahan ini akan datang kembali menghampiri kita. Bersyukurlah kita masih diberi nikmat-Nya untuk dapat kembali menjemput bulan suci Ramadhan ini.

Apa sebenarnya Hikmah di wajibkannya puasa Ramadhan ini?. Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin dalam bukunya Majmu’ Fatawa Arkanil Islam menjelaskan sbb:

Apa bila kita membaca firman Allah Azza wa Jalla.
“Artinya : Wahai orang-orang yang beriman ! Diwajibkan atas kalian berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kalian agar kalian bertakwa” [Al-Baqarah : 183]. Dari ayat ini kita mengetahui secara pasti apa hikmah diwajibkan puasa, yakni takwa dan menghambakan diri kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, takwa adalah meninggalkan keharaman, istilah itu secara mutlak mengandung makna mengerjakan perintah, meninggalkan larangan.

Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda. “Artinya : Barangsiapa yang tidak meninggalkan kata-kata dusta dan mengerjakan kedustaan, maka Allah tidak butuh kepada amalannya dalam meninggalkan makanan dan minumannya” (Hadist riwayat Bukhari). Berdasarkan dalil ini diperintahkan dengan kuat terhadap setiap yang berpuasa untuk mengerjakan segala kewajiban, demikian juga menjauhi hal-hal yang haram baik berupa perkataan maupun perbuatan, hendaknya dia tidak menggunjing orang lain, tidak berdusta, tidak mengadu domba antar mereka, tidak menjual barang jualan yang haram, menjauhi segala bentuk keharaman, apabila seorang manusia mengerjakan semua itu dalam satu bulan penuh maka itu akan memudahkannya kelak untuk berlaku baik di bulan-bulan tersisa dalam setahun.

Tetapi alangkah sedihnya, sebagian besar orang yang berpuasa tidak membedakan antara hari puasa dengan hari berbuka, mereka tetap menjalani kebiasaan yang biasa dijalaninya yakni meninggalkan kewajiban, mengerjakan pebuatan haram, tidak merasakan keagungan puasa ; perbuatan ini tidak membatalkan puasa tetapi mengurangi pahalanya, seringkali kesalahan itu merusak pahala puasa sehingga tersia-sialah pahalanya.



posted by Shinkansen @ 8:45 PM   1 comments
About Me

Name: Shinkansen
Home: Indonesia
About Me:
See my complete profile
Previous Post
Archives
My Publications
Blog Keluarga
Powered by

BLOGGER